Banjarnegara, dogma.id – Sebuah pepatah berbunyi, setiap manusia yang tulus butuh pengurbanan dan sebuah pengorbanan akan dikatakan sebagai pengorbanan, jika yang dikorbankan adalah sesuatu yang berharga dan amat dicintai.
Hal tersebut disampaikan Anggota DPR RI Komisi I dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa Taufiq R Abdullah saat menjadi khatib pada sholat Idul Adha di Alun-alun Banjarnegara pada Senin (17/6/2024).
Pada kesempatan tersebut Taufiq juga mengatakan, secara antropologis kegiatan ritual qurban menjadi bagian dari berbagai peradaban umat mansia dan diajarkan oleh hamper semua aliran kepercayaan agama.
Hanya saja kata Taufiq bentuk penyelenggaraan dan pengekpresiannya berbeda-beda. Namun secara prinsip dimaksudkan sebagai bentuk persembahan dalam rangka mendekatkan diri kepada Tuhan .
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di peradaban kuno, lanjut Taufik, umat manusia dari wilayah timur tengah hingga wilayah benua amerika terdapat suku-suku yang memiliki tradisi kurban sebagai persembahan.
Di Mexico, suku Azteca memiliki tradisi mengorbankan manusia untuk persembahan kepada dewa matahar, sedangkan orang-orang mesir jaman dahulu yang menghanyutkan perempuan gadis di sungai Nil untuk meminta hujan kepada dewa. Dan di Indonesia ada praktek dan tradisi kurban yang di jawa sering di sebut dengan tumbal.
Taufik menambahkan, dalam peristiwa qurban yang dilakukan Nabi Ibrahim, sesungguhnya sosok ismail bukan hanya sebagai sosok anak secara biologis, akan tetapi anak dalam hal ini merupakan simbol kesenangan,kebanggaan dan cinta kasih.
Semua itu lanjut Taufik bisa menjelma menjadi dorongan nafsu dan egoisme yang dapat menghalangi manusia untuk mendekat kepada sang Khaliq.
Taufik juga menjelaskan bahwa ketulusan dan pengorbanan Nabi Ibrahim besar,bagaimana tidak dimana saat Ia sedang bersenang hati memliki anak lelaki yang tumbuh besar dan begitu dicintainya karena memang telah lama didambakan kehadirannya.
“Allah menguji keimanan dengan memerintahankan untuk menyembelih anaknya Ismail yang sangat disayanginya, dan disini totalitas keyakinan dan keimanan Nabi Ibrahim teruji dengan Ikhlas iya menyembelih anaknya Ismail, Ia menjalankan apa yang diperintahkan Allah SWT adalah baik dan benar,” kata Taufik yang juga menjadi Imam pada sholat Idul Adha tersebut .
Peristiwa tersebut lanjut Taufiq, menggambarkan hakikat dari qurban, bahwa sesungguhnya yang disebut qurban bukan sekedar persembahan sebuah harta benda seperti daging sapi, unta atau kambingnya, namun hakikat qurban lanjut dia adalah perilaku sebagai ekspresi ketaatan,kepatuhan dan ketundukan yang ikhlas atas perintah dan ketentuan Allah SWT.
Shalat Idul Adha di alun-alun Banjarnegara pada senin (17/6/2024) dihadiri ribuan Umat Islam di Wilayah Kota Banjarnegara .
Sejak pagi, ribuan Jemaah tersebut mulai berdatangan menuju alun-alun sejak pukul 05.30 WIB. Begitu tiba, mereka langsung mengisi lokasi yang telah disediakan oleh panitia,
Gema Takbir, Tahmid dan Tahlil di ucapkan para Jemaah sebelum pelaksanaan Sholat Idul Adha yang mulai tepat pada pukul 06.00 WIB
Hadir juga dalam pelaksanaan sholat Idul Adha tersebut Pj Bupati Banjarnegara Muhammad Masrofi, Jajaran Forkompimda , Sekda BanjarnegaraIndarto, para alim ulama dan tokoh masyarakat Banjarnegara.