dogma.id – Proyek investasi ekosistem baterai dan kendaraan listrik Korea Selatan di Indonesia diresmikan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo di lokasi pabrik PT HLI Green Power, Karawang, Jawa Barat pagi ini (3/7). Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia turut mendampingi Presiden Joko Widodo dalam acara peresmian ekosistem baterai dan kendaraan listrik senilai USD4,46 miliar (Rp71,36 triliun) ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menteri Investasi/Kepala BKPM yakin apabila semua tahapan dari mulai pertambangan, smelter, HPAL (High Pressure Acid Leach), prekursor, sel baterai, sampai dengan mobil semua sudah siap dilakukan, maka Indonesia menjadi salah satu negara pemain ekosistem baterai mobil listrik, khususnya yang berbahan baku nikel.
”Kami tanya di dunia sudah ada belum yang membangun ekosistem baterai mobil yang terintegrasi dari hulu, dari tambang sampai mobil. Ternyata belum ada, dan kita, Indonesia, yang pertama untuk melakukan hal ini,” ungkap Bahlil.
Bahlil menyebut bahwa perjuangan untuk merealisasikan investasi ini membutuhkan upaya dan dukungan luar biasa dari semua pihak, terutama pada masa pandemi COVID-19. Kehadiran Presiden Joko Widodo sejak groundbreaking pabrik ini pada tahun 2021, kemudian tinjauan pada bulan September 2023, dan hingga sampai peresmiannya hari ini menjadi penyemangat.
”Hari ini menandakan babak baru di mana kita sama-sama menyaksikan proses peresmian pabrik baterai mobil listrik yang terintegrasi. Total investasi USD9,8 miliar minus investasi dari Hyundai untuk mobil. Jadi, kalau diakumulasi semuanya itu kurang lebih USD11-12 miliar. Ini adalah investasi terbesar untuk satu ekosistem yang ada di Indonesia, khususnya baterai sampai dengan mobilnya,” ujar Bahlil.
Proyek investasi ini merupakan salah satu bukti implementasi komitmen Presiden Jokowi dan Presiden Moon Jae-in pada pertemuan di Korea Selatan tahun 2019 untuk memperkuat kerja sama bilateral di bidang ekonomi dan investasi antara Korea Selatan dan Indonesia. Pengembangan ekosistem baterai dan kendaraan listrik ini meliputi industri pabrik sel baterai untuk kendaraan listrik senilai USD3,2 miliar (Rp51,2 triliun) yang akan menyerap 2.800 tenaga kerja, di mana dalam fase pertama memiliki kapasitas produksi 10GWh dengan nilai investasi USD1,2 miliar (Rp19,2 triliun). Investasi lainnya yang juga diresmikan yaitu pak baterai (battery pack) senilai USD42,12 juta (Rp674,32 miliar) dan produksi kendaraan listrik USD1,22 miliar (Rp19,52 triliun).
Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, investasi asal Korea Selatan untuk periode 2019 hingga triwulan I 2024 mencapai USD13,9 miliar, mencakup investasi hilirisasi pada industri petrokimia yang tercatat masuk dari Malaysia. Selama periode tersebut, Korea Selatan menempati posisi 7 negara sumber penanaman modal asing (PMA) terbesar di Indonesia. Tiga sektor utama penyumbang realisasi investasi terbesar asal Korea Selatan yaitu listrik, gas, dan air (21%); industri otomotif (18%); serta industri mesin dan elektronik (10%).(*)