PEREMAJAAN “MISS V” , BUKAN SEKEDAR GAYA HIDUP

Friday, 16 August 2024 - 18:40 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

dogma.id – Majunya ilmu pengetahuan tidak terkecuali ilmu kedokteran dan Kesehatan saat ini sudah mulai mendekati Upaya promosi yaitu Tindakan prevensi yaitu pencegahan dan perawatan .

Kalangan kesehatan menyebut sebagai ilmu Ageing Dimana disini mempelajari ilmu penuaan dari mulai gen, sel, sampai jaringan dan organ tubuh manusia, tidak terkecuali dengan regenerasi atau peremajaan alat kelamin pada laki-laki dan Wanita. Bagi pria, mereka biasanya konsultasi atau melakukan perawatan jika mengalami impotensi baik karena penyakit maupun lainnya. Sedangkan Wanita sering diabaikan tehadap masalah alat kelamin disamping merasa masih hal yang tabu, versus rasa malu jika konsultasi seputar alat kelamin Wanita.

Praktik peremajaan vagina atau rejuvenasi akan semakin diminati, karena berfungsi untuk Kesehatan vagina disamping lebih kencang dan rapat, apalagi bagi Wanita yang hyperseks atau pasangannya hyperseks dan juga sudah melahirkan beberapa kali .

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Prosedurnya bisa dilakukan melalui tindakan bedah maupun non-bedah. Untuk pembedahan bisa dimulai dari bibir sampai rongga vagina dengan cara mengurangi jaringan dan menjahitnya biar lebih sempit dan non bedah bisa dengan suntikan / tanpaoprasi.com , baik denga stemcell dan turunannya maupun dengan factor pertumbuhan yang diambil dengan prosedur tertentu oleh ahlinya.

Bagi dunia medis, peremajaan vagina didasari alasan kesehatan dan estetika. Namun, perspektif ilmu sosial mengungkap ada faktor lain yang memotivasi seseorang melakukan peremajaan vagina.

Bagi yang memperhatikan Kesehatan, semua lobang ditubuh manusia memang mempunyai potensi untuk masuknya penyakit, maka tata Kelola di vagina diperlukan karena merupakan organ vital.

Maka konsultasi melalui tanpaoprasi.com secara gratis bisa dilakukan sebelum kemudian menentukan Tindakan bagi Kesehatan “miss v” nya.

Melihat tren peremajaan vagina beberapa tahun belakangan, ini tanda bahwa awareness perempuan terhadap tubuhnya meskipun peremajaan vagina bukan fenomena yang baru terjadi.

Baca juga  Penghargaan Terbanyak Subroto Award 2024 di Raih PLN dari Kementerian ESDM

Praktik ini sudah dilakukan oleh perempuan-perempuan kerajaan Hindu Nusantara menggunakan rempah-rempah yang diolah menjadi ratus dan jamu. Kemudian berkembang jamu-jamu“kewanitaan”, sampai nama yang diberikan untuk jamu khusus perempuan ini membangun narasi bahwa vagina itu seharusnya keset, rapet, dan wangi sampai Empot Ayam dan ramuan madura.

Tagline produk kewanitaan juga selalu menggunakan frase seputaran “Biar suami makin betah di rumah”, “Biar disayang suami”, dan sejenisnya. Dari situ kita mengetahui pentingnya perempuan punya vagina keset dan rapet demi pasangan . sehingga perempuan jadi terobsesi meremajakan vaginanya sampai sampai penelitian menunjukan lebih baik operasi Caesar dibandingkan kelahiran normal sehingga tren yang salah kaprah ini menjadi kebiasaan , meski dokter kandungan sudah menjelaskan, bahwa partus normal lebih baik jika tidak ada indikasi section caesaria.

Dalam beberapa penelitian dekade terakhir, konsep peremajaan vagina seakan Wanita menjadi obyek dan buka subyek karena promosi dan iklan bahwa untuk kepuasan pasangan, bukan dibalik untuk Kesehatan dan kepuasan dirinya sebagai Wanita, mungkin karena dogma versus emansipasi dan aturan agama, bahwa seorang Wanita kodratnya melayani pria pasangannya.

Jika Wanita menyadari bahwa alat kelamin vagina nya memerlukan Kesehatan alami, maka budaya patriarkal yang membentuk perempuan menjadi aware terhadap tubuhnya tapi sebagai objek pemuasan ego orang lain bisa ditepis.

Menurut ilmuwan, merawat kewanitaan adalah kebutuhan Wanita itu sendiri, karena jalan lahir dan saluran kencing Wanita itu pendek sehingga mudah infeksi .

Disampingh al Kesehatan, secara psikologi, kepuasan birahi Wanita saat ini sudah tidak tabu lagi meski masih tertutup dibandingkan dengan pria, maka tanpaoprasi.com bisa dijadikan Solusi untuk konsultasi gratis untuk menentukan Tindakan bedah maupun non bedah secara privat.

Baca juga  Polsek Kutasari Amankan Satu Pelaku Curanmor, Satu Dalam Pengejaran

Peremajaan vagina tradisional, berkembang pesat sekali seiring dengan modernisasi , demikian juga teknologi kedokteran berkembang memunculkan bentuk peremajaan vagina menggunakan teknologi laser, radio frekuensi, hingga operasi bedah kemudian dinamai vaginal rejuvenation atau rejuvenasi vagina kalau dialih bahasakan Indonesia.

Banyak Wanita melakukan rekonstruksi dan rejuvinasi vagina untuk memperbaiki rasa percaya diri dengan bentuk labianya yang kurang baik dan terlalu lebar sehingga tidak percaya diri dalam relasi seksual, dan lainya. Bahkan ada seorang korban kekerasan seksual yang ingin melakukan salah satu jenis rejuvenasi vagina karena ingin kembali “perawan” agar dapat diterima oleh suaminya kelak, dan tehnologi memperbaiki hymen secara operasi kini kian marak.

Banyak praktek terkait peremajaan vagina dilakukan atas alasan estetika dan atau kesehatan.

Rejuvenasi vagina bukan sekadar fenomena gaya hidup atau sebagai praktik kedokteran saja. Rejuvenasi vagina ini sebuah praktik budaya di mana ada wacana yang bekerja agar melihat praktik rejuvenasi vagina tidak mudah percaya dengan satu wacana saja namun memerlukan banyak aspek, terutama apriori Wanita dan penelitianya dikira ini Upaya patriatrikal terhadap Perempuan, padahal jika membahas laki-laki, penyakit kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan Perempuan.

Dan karena mikroskopisnya kuman disekitar alat kelamin, maka sexual transmited desease inilah sebenarnya tujuan tatalaksana rejuvinasi vagina agar disampingmenjadi remaja, vagina bisa kuat menahan serangan penyakit akibat hubungan sexual.

Bagi Wanita yang maju dan mempunyai strata ekonomi lebih, maka rejuvenasi vagina ini sekadar gaya hidup, sudah menjadi pola perawatan dan Upaya promosi dan prevensi dalam rangka mencegah penyakit yang lebih parah diseputar vagina.

Ahli medis atau psikolog yang melakukan dan menganjurkan rejuvenasi vagina sehingga Wanita dihadirkan harus menjadi subyek bukan obyek tatalaksana tesebut.

Baca juga  Ketua Komite I Fachrul Razi: DPD RI Kecewa Pemerintah Tidak Komitmen

Kesadaran akan ketimpangan gender yang merugikan perempuan, harus di buang sehingga Ketika lelaki merawat penisnya, kenapa Wanita tidak merawat vaginanya secara medis? Konsultasi melalui tanpaoprasi.com bisa membuat anda lebih siap mengelola alat vital sehingga lebih sehat.(Agus Ujianto)

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Aksi Simpatik Operasi Zebra Candi 2024, Satlantas Polres PurbaIingga Bagikan Helm SNI
Kementerian PUPR Tata Kawasan Mrican, Sleman
Libur Nasional dan Cuti Bersama 2025, Menteri Anas Pastikan Pelayanan Masyarakat Tetap Berjalan dengan Baik
Ketua DPD RI Sultan B Najamudin: Kemandirian Energi Kunci Pencapaian Ekonomi Berdikari Indonesia
Pastikan Keamanan, Kapolres Purbalingga Cek Gudang Logistik Pilkada
Peresmian Kampus Geologi Luk Ulo dan Rusun Karang Sambung Kebumen
PLN Siap Layani Kebutuhan Energi Bersih
Kementerian PUPR Luncurkan Peta Zona Iklim Bersama BMKG

Berita Terkait

Tuesday, 15 October 2024 - 14:00 WIB

Aksi Simpatik Operasi Zebra Candi 2024, Satlantas Polres PurbaIingga Bagikan Helm SNI

Tuesday, 15 October 2024 - 13:07 WIB

Kementerian PUPR Tata Kawasan Mrican, Sleman

Tuesday, 15 October 2024 - 12:14 WIB

Libur Nasional dan Cuti Bersama 2025, Menteri Anas Pastikan Pelayanan Masyarakat Tetap Berjalan dengan Baik

Tuesday, 15 October 2024 - 11:58 WIB

Ketua DPD RI Sultan B Najamudin: Kemandirian Energi Kunci Pencapaian Ekonomi Berdikari Indonesia

Monday, 14 October 2024 - 13:10 WIB

Peresmian Kampus Geologi Luk Ulo dan Rusun Karang Sambung Kebumen

Berita Terbaru

news

Kementerian PUPR Tata Kawasan Mrican, Sleman

Tuesday, 15 Oct 2024 - 13:07 WIB