Alternative Terapi Nyeri Penderita HNP Selain Operasi

Tuesday, 20 August 2024 - 18:44 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

dogma.id – Nyeri menurut International Association for The Study of Pain (IASP) saat ini “Nyeri adalah sensor tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang potensial atau aktual atau dijelaskan dalam istilah tersebut”. Rasa nyeri dibedakan menjadi akut dan berlangsung singkat atau kronis yang berlangsung lama. Beberapa pendapat ilmuwan, mengklasifikasi rasa nyeri menjadi tumpang tindih, tapi umumnya klasifikasi rasa nyeri diidentifikasikan sebagai berikut:

  1. Inflammatory pain ,merupakan nyeri yang disebabkan oleh kerusakan jaringan musculoskeletal. Nyeri ini sering disebut Dull atau Aching, nyeri ini paling sering terjadi pada bagian bahu, pinggul dan tangan tapi juga bisa terjadi pada punggung.
  2. Nociceptive pain/somatic, yang disebabkan oleh kerusakan pada tubuh yang memfungsikan fungsi perlindungan. Misalnya termasuk somatic pain seperti sendi, osteoarthritis, nyeri punggung atau cidera dan nyeri sehabis operasi.
  3. Neuropathic pain, ia dikarenakan cedera atau malfungsi pada system somatosensory nerveous. Nyeri ini terjadi karena kerusakan atau penyakit pada system saraf. Jenis sakit ini cenderung terjadi beberapa hari atau minggu cedera dan dengan frekuensi dan intensitas yang naik turun.
  4. Nyeri intradiskal , biasanya dicitrakan dengan pemeriksaan diskografi provokatif dengan manometri, merupakan jenis nyeri punggung bawah kronis yang paling sulit diobati. Sayangnya, nyeri ini merupakan penyebab umum nyeri punggung bawah, terutama sebelum usia 65 tahun.

Sampai saat ini, operasi artrodesis (yaitu fusi tulang belakang lumbar) adalah satu-satunya perawatan yang tersedia. Dengan segenap resiko dan komplikasi, operasi ini masih menjadi rujukan sebagian bedah syarafdan sebagian bedah tulang dengan irisan kompetensi yang ditetapkan pimpinan rumah sakit dengan membuat tindakan laminectomy.  Kemudian pada era 1990 perawatan pertama non bedah dikembangkan sampai sekarang adalah :

  1. IDET ( Intra Discal Electro Thermal )terapi elektrotermal intradiscal (IDET: denervasi fibrosis annulus posterior dengan memasukkan kateter ke dalam diskus di bawah panduan fluoroskopi untuk memanaskan dan membakar reseptor nyeri) serta biakuplasti (ablasi annular radiofrekuensi menggunakan dua kateter).
  2. Injeksi intra discal dengan plasma kaya trombosit (PRP) dan suntikan ozon intradiscaldan terus diaplikasikan serta diteliti bertahap oleh dokter bedah dan biomedis.
Baca juga  Terkait Permasalahan Sampah Di Gintung, KADIS DLHK : Tidak Ada MOU Dengan PEMDA Kabupaten Tangerang

Nyeri hebat dengan skala rendah sampai tinggi menyebabkan nyeri menjadi konsentrasi bagi WHO dan termasuk dalam penilaian mutu bagi pelayanan pasien terutama untuk meraih akrediasi paripurna baik nasinal maupun internasional. Kedua perawatan terbaru ini mempunyai resiko minimal dan dilakukan untuk nyeri diskus akibat robekan annular atau herniasi diskus. Jika peralatan memadai, Diskografi provokatif dengan manometri dapat dilakukan terlebih dahulu untuk memastikan diagnosis dan asal nyeri, tetapi tidak selalu penting karena para spesialis memahami dermatome dan proyeksi penyebab level nyeri dimulai. Dokter spesialis yang berkompeten akan memilih tempat penyuntikan erbaik baik dengan pengalaman klinis maupun dengan bantuan ultrasonografi dan alat lainnya sesuai kriteria.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

 

Plasma kaya thrombosit awalnya hanya  digunakan untuk mengobati cedera sendi perifer dan tendinopati,namun sekarang semua nyeri termasuk HNP telah dibuktikan manfaatnya versus semua therapy dan upaya multisector spesialis dalam menangani pasien terganung kompetensi dan pendidikan berkelanjutan sang ahli.

Karena nyeri intradiskal umumnya sekunder akibat fisura annular, suntikan plasma kaya trombosit (yang kaya faktor pertumbuhan mengkatalisis fisura dan meregenerasi diskus intervertebralis, sekaligus memainkan peran antiinflamasi /antiradang , ini dipilih sebagai perawatan bagi diskus yang belum luas proses degenerasinya. Menurut data penelitian dan kesaksian pasien mereka bervariasi perbaikan rasa nyeri dari satu minggu sampai dua bulan setelah penyuntikan dan bertambah baik jika semua factor pertumbuhan telah berhasil berinteraksi dengan area nyeri , mencapai puncaknya sekitar enam bulan dan dapat berlanjut selama beberapa bulan berikutnya. Perawatan ini bertahap sesuai dengan kemampuan Growth Factor dan luasnya kerusakan anular discus / herni nucleus pulposus.

Pasien akan melalui prosedur beberapa langkah , dan dilakukan oleh dokter ahli secara simultan. Mereka akan diambil darahnya dan kemudian disentrifugasi dengan kecepatan tertentu untuk memisahkan komponen-komponennya dan memperoleh plasma. Sementara plasma sedang dipersiapkan, pasien menerima larutan garam intravena yang mengandung antibiotik untuk menurunkan risiko infeksi, semacam antibiotika profilaksis sebelum dilakukan prosedur pembedahan. Kemudian injeksi plasma kaya trombocit ini akan diaplikasikan dengan jarum spinal maksimal pada dua diskus intervertebralis untuk meminimalisir trauma.

Baca juga  PEREMAJAAN “MISS V” , BUKAN SEKEDAR GAYA HIDUP

Pasien akan diposisikan berbaring tengkurap atau miring , kulit  akan didisinfeksi dan anestesi lokal diberikan agar penyuntikan lebih dalam lebih nyaman. Pada stentral yang mempunyai standar lebih tinggi, maka Jarum dimasukkan di bawah panduan fluoroskopi ke dalam cakram yang memerlukan perawatan, namun bagi dokter yang berpengalaman biasanya secara kasat mata bisa langsung menyuntikan ke epidural. Setelah memastikan jarum berada pada posisi yang tepat, Plasma kaya trombosit hasil pemanenan disuntikkan ke dalam cakram. Paska penyuntikan disarankan pasien tidak melakukan pekerjaan dan lebih baik istirahat agar efisiensi penyuntikan efektif. Jika terjadi rasa sakit bisa dikmpres es pada tempat area masuknya jarum. Biasanya dokter ahli akan meresepkan obat pereda nyeri dapat membantu mengurangi rasa sakit.

Komplikasi jarang terjadi, namun resiko semua terapi perlu diterangkan pada pasien terkait dengan suntikan, anatomi yang terlibat, dan zat yang disuntikkan. Risiko pendarahan jarang terjadi. Antibiotik intravena secara signifikan menurunkan risiko infeksi intradiskal, dan alergi antibiotic jarang terjadi jia dilakukan tedt alergi terlebih dahulu.

Suntikan intradiskal PRP dikontraindikasikan selama kehamilan dan pada orang dengan infeksi aktif. Laporkan semua alergi terhadap obat-obatan kepada dokter. NSAID dikontraindikasikan pada minggu sebelum prosedur dan selama dua minggu berikutnya untuk memastikan tidak terdapat infeksi sebelum tindakan dan memastikan pasien dalam batas normal. Untuk itu standar terlengkap adalah melakukan screening paska tindakan dengan laboratorium dan radiologi serta tanda vital sebelum tindakan dilaksanakan. Tentunya hal tersebut menyebabkan tambahan biaya yang harus disiapkan pasien. Konsultasi dapat dilakukan melalui tanpaoprasi.com secara gratis dan bisa melakukan perjanjian pertemuan dengan dokter ahli yang juga telah berpengalaman .

Semua ikhtiar manusia banyak sekali caranya, ada yang melalui fisiotherapy, obat-obatan anti nyeri, operasi dan sebagainya termasuk penyuntikan yang minimal invasive. Sebagai mahluk entitas teruka maka semua upaya dilakukan oleh manusia termasuk dengan penyinaran, pemberian ozon serta gelombang elektromagnetik dan gelombang kejut yang dipercaya juga sesuai penelitian mengurangi ambang nyeri.(Agus Ujianto)

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Varices sembuh tanpa oprasi
Fun Medical Day “Gigiku Sehat, Gigiku Kuat” dari SDIT Darojaatul Uluum, oleh dokter gigi dan para fasilitator RSUI
Menatap Positif Integrasi layanan Satu Sehat
Kasus Dugaan Cacar Monyet di Brebes Ini Penjelasan Kadinkes
Gerakan Nasional Aksi Bergizi Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Praktek Peremajaan Keriput Wajah
Trend Pengencangan Payudara Tanpa Operasi
Bahaya Overclaim dan Over Expectasi Pengobatan Sel

Berita Terkait

Friday, 4 October 2024 - 11:51 WIB

Varices sembuh tanpa oprasi

Tuesday, 17 September 2024 - 13:28 WIB

Fun Medical Day “Gigiku Sehat, Gigiku Kuat” dari SDIT Darojaatul Uluum, oleh dokter gigi dan para fasilitator RSUI

Wednesday, 11 September 2024 - 10:33 WIB

Menatap Positif Integrasi layanan Satu Sehat

Saturday, 7 September 2024 - 10:34 WIB

Kasus Dugaan Cacar Monyet di Brebes Ini Penjelasan Kadinkes

Thursday, 5 September 2024 - 16:32 WIB

Gerakan Nasional Aksi Bergizi Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)

Berita Terbaru