Dogma.id – Masyarakat Desa Kutayasa Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara Kini bisa berbangga hati setelah memiliki sebuah masjid megah yang representatif dan modern .
Masjid tersebut bernama Ash – Shadiqin yang diambil dari nama Sodikin (Alm) warga RT 02/RW 02 Desa Kutayasa. Sodikin inilah pemberi wakaf atas tanah seluas 1.944 M2 untuk kawasan pembangunan masjid dan Aula Masjid Ash -Shadiqin.
Kini bangunan masjid besar seluas 15 x 21 meter dan sebuah aula masjid yang juga memiliki seluas 15x 21 meter kini berdiri megah diatas diatas lahan seluas 1944 meter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Aula Masjid Ash Shadiqin juga bisa digunakan untuk ruang pertemuan dapat digunakan warga untuk kepentingan kemaslahatan umat Islam.
Total bangunan menghabiskan dana sebesar Rp. 3 milliar dengan dibantu dari para donatur dan masyarakat dan beberapa koleganya di Jakarta ikut berpartisipasi.
Masjid tersebut diharapkan menjadi simbol persatuan dan kerukunan umat khususnya warga Desa Kutayasa. Masjid besar dan modern tersebut diharapkan bisa dimanfaatkan untuk masyarakat Desa Kutayasa secara luas.
Pada hari Jum’at (6/9/2024) secara resmi keluarga Sodikin menyerahkan secara resmi wakaf tanahnya kepada takmir Masjid melalui petugas dari KUA Madukara di Masjid Ash Shadiqin.
Penyerahan secara resmi wakaf juga disaksikan oleh Forkompimca, tokoh masyarakat serta warga desa setempat.
Usai penyerahan kemudian dilanjutkan dengan acara tasyakuran dan tausiah yang disampaikan oleh pengasuh pondok pesantren Alif Ba, KH Khayattul Makki.
Adalah Marskal Dwiyana Pilianto ST MM , Seorang perwira TNI kelahiran Desa Kutayasa yang menginisiasi pembangunan Masjid Ash- Shodikin.
Ia yang juga putra dari Almarhum bapak Sodikin merasa prihatin dengan kondisi masjid di Desa Kutayasa yang masih belum berubah padahal jumlah penduduk semakin banyak namun belum memilki masjid yang representatif dan modern.
Berangkat dari situlah kemudian muncul keinginan dari keluarga Shodikin untuk mencari tanah untuk kemudian diwakafkan untuk pembangunan masjid.
Dwiyana bercerita masa kecilnya ketika bangunan masjid kecil di kampungnya masih memakai pagar gedek, papan, semi permanen hingga permanen besarnya belum berubah , sehingga saat ini tidak bisa lagi menampung banyak jamaah.
Ia kemudian menginisiasi pembangunan sebuah masjid dengan dibantu donatur dan juga dari warga masyarakat Desa Kutayasa.
Masjid Ash-Shadiqin mulai di bangun sejak bulan Agustus 2023 dan selesai 100 persen pada bulan Agustus tahun 2024, atau tepatnya satu tahun persis sejak pembangunan.
“Alhamdulillah kami juga mendapat support dari para donatur teman teman saya di Jakarta serta warga Desa Kutayasa dan sekitarnya yang ikut menyumbangkan dananya untuk pembangunan masjid Ash-Shodikin ini,” kata Dwiayana.
Ia berharap apa yang sudah ada sekarang ini bermanfaat bagi masyarakat, bukan hanya dari sisi keagamaan saja, namun Aula masjid juga bisa dimanfaatkan lebih besar lagi untuk Pendidikan diluar formal.
“Banyak adik adik kita yang pinter bisa mengajarkan kepada adiknya lagi hal hal yang mungkin terkait dengan Pendidikan dan Pendidikan non formal yang belum mereka dapat sebelumnya, tentunya dari sisi keagamaan itu yang paling utama,” lanjutnya.
Terkait dengan arsitektur masjid, Dwiayana mengatakan jika masjid Ash Shodikin memang dibuat dengan konsep yang modern dan tidak menggunakan konsep yang konvensional seperti masjid yang lain dengan banyak kubah .
Berbeda dengan kebanyakan masjid lainnya yang menggunakan banyak kubah Masjid Ash Shodikin kubahnya hanya satu yang menujukan bahwa tuhan itu hanya satu.
“Jadi sekarang kan banyak masjid dengan banyak kubah, padahal satu kubah harganya mahal jadi masjid ini lebih efektif, masjid yang kami bangun ini minimalis dan modern, sehingga saya berharap yang menggunakan juga berfikir labih modern tidak konvensional lagi,” tambahnya.
Lebih jauh Dwiyana mengatakan, ada masukan dari kepala desa jika Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Madukara berada di komplek masjid Ash-Shodikin, sehingga memudahkan bagi pengantin jika ingin menggelar resepsi karena berada di komplek KUA berada di komplek masjid.
“Insyaaalalh kalau ada rezeki kami juga punya keinginan untuk membikin sebuah pesantren di sebelah masjid,itu menjadi cita-cita kami,” katanya
Sementara Kepala Desa Kutayasa Suryanto Harso Jahyadi mengaku sangat terharu seakan tidak percaya di desanya bisa berdiri sebuah masjid yang begitu megah. Ia bahkan sempat meneteskan air mata karena masjid yang dulu hanya sebatas angan menjadi kenyataan.
“Kami sangat bersyukur, keluarga besar Almarhum bapak Sodikin telah membangun masjid yang megah ini. Semoga masjid ini akan menjadi makmur dan menjadi pusat kegiatan bagi warganya,” kata Suryanto.
Sementara Pengasuh pondok pesantren Alif Ba Banjarnegara Ustadz Khayatul Makki dalam tausiyahnya menyampaikan, siapapun yang ikut memberikan kontribusi pembangunan masjid pasti akan mendapat keberkahan di akhirat nanti.
“Ini merupakan suatu anugrah, karena jarang sekali ada seorang tentara yang mau membangun masjid, Mudah -mudahan memberikan kemakmuran Desa Kutayasa,” kata Khayatul Makki.
Ia juga berjanji akan membantu kelangsungan Masjid Ash-Shadiqin ini dengan memberikan pangajian rutin agar kemakmuran masjid tetap terjaga.(har13)