Brebes, Dogma.id – Ratusan warga yang tergabung dalam Gerakan Kotak Kosong (Gertak) dari 17 kecamatan, Senin (23/9/2024), menggelar aksi damai di depan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Brebes. Aksi ini merupakan bentuk kekecewaan mereka terhadap dominasi partai politik di parlemen yang mendukung satu pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati.
“Ini merupakan bentuk perlawanan kami terhadap sistem politik yang tidak memberikan ruang bagi rakyat untuk memilih,” ujar Slamet Maryoko, Koordinator Gertak Brebes. “Kami menuntut hak yang sama untuk kotak kosong, agar rakyat memiliki pilihan yang lebih banyak.” jelasnya.
Para peserta aksi menuntut agar kotak kosong mendapat perlakuan setara dengan pasangan calon yang diusung partai politik. Mereka menuntut agar kotak kosong diberi hak untuk berkampanye dan memiliki pengawas di setiap TPS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami melihat demokrasi di Brebes terancam. Wakil rakyat yang baru terpilih justru tak berpihak pada rakyat,” tambah Slamet. “Mereka mengabaikan suara rakyat dan menciptakan situasi di mana hanya satu pasangan calon yang bisa maju. Ini tidak adil!” tegas Slamet.
Aksi Gertak dikawal ketat oleh aparat kepolisian dan TNI. Sayangnya, tidak ada komisoner KPU yang menemui para demonstran.
Sebagai catatan, pasangan Paramitha-Wurja, yang diusung oleh 11 partai politik, menjadi satu-satunya calon tunggal yang resmi ditetapkan sebagai peserta Pilkada 2024 oleh KPU.
“Kami akan terus menyuarakan aspirasi ini ke masyarakat,” tegas Slamet. “Kami ingin mengingatkan rakyat bahwa memilih kotak kosong adalah hak mereka. Kami akan mengawal setiap TPS untuk memastikan proses pemilihan berjalan adil.” pungkasnya.
Akankah Gertak berhasil mengantarkan kotak kosong menjadi pilihan alternatif di Pilkada Brebes? Tunggu perkembangannya.