Dogma.id – Malam ini aku iseng membuka artikel sahabatku yang akrab di panggil om Gendut, dan tertarik untuk meenuangkan dalam bentuk tulisan. Dan di mulai dengan di sambanginya sebuah tempat para wanita malam berkumpul menjajakan dirinya.
Setelah lebih dari satu tahun Om Gendut tidak menyambangi singgasana para kupu kupu malam di pasar hewan, ahirnya malam ini Om Grndut dapat berjumpa dan bercengkrama dengan mereka kembali, kegembiraan terlihat dari senyum dan raut muka , perjumpaanya sangat berkesan bagaikan bapak yang baru bertemu dengan anaknya yang terpisah lama.
Sebut saja mawar, penghuni senior yang masih bertahan hingga saat ini, tercengang saat berjumpa pria gendut dengan penampilan menawan dengan tiga pengawalnya. Saat memperhatikan tak asing hingga memanggil namanya, “om gendut bagaimana kabarnya”, sapa mawar
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dengan senyum dan wajah gembira mawar mengungkapkan semua, “temen temen yang dulu saat ini sudah tidak di sini lagi alhamdullilah sudah pada berhenti tersisa tinggal berapa orang”. Ungkap mawar
“Insyalloh kita akan mengadakan kegiatan kembali ngobrol santai mencari solusi sambil ngopi seperti dulu, mudah mudahan kita bisa mencari solusi bersama”. ungkap om Gendut.
Siapa yang peduli pada mereka di lingkungan mereka di anggap sampah bahkan keluarganya pun belum tentu mau menganggap mereka, mereka punya kesempatan untuk menjadi baik mari kita bergandeng tangan untuk mencari solusi buat mereka, demi menjaga amanah tuhan mereka rela menjual diri.
Siapa lagi kalau bukan kita yang memperhatikan mereka dengan segudang problema kehiduupannya dan harus menjalani yang dalam hati kecilnya mereka berontak.
Om Gendut sahabatku, terrnyata jiwamu mulia dan teruslah berbuat baik.