Dogma.id – Saeorang kakek duduk di pojokan pasar yang di hadapannya terbentang sebuah meja di atasnya dipenuhi beberapa tempat makanan yang sudah matang dan siap dinikmati para pelanggan dan pembeli yang mampir di tempatnya untuk di bawa pulang ke rumah dan menikmatinya bersama keluarga.
Adalah mbah Pon, kakek penjual gudeg di pojokan pasar Beringharjo Jogja orang-orang biasa memanggilnya, dan mereka sangat kagum, hormat, dan haru melihat usaha yang di tekuninya berpuluh-puluh tahun tanpa mengenal lelah, yang telah membuahkan hasil yang sangat membahagiakan keluarga bisa menghidupi dan mencukupi kebutuhan anak-anaknya
Beliau mempunyai 5 anak yang 2 kuliah di UGM, 2 lagi di ITB dan 1 di UI. Mereka sekolah sampai jenjang kuliah tanpa beasiswa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Siang itu mbah Pon duduk di depan para seminar yang antusias ingin belajar kesuksesan dari mbah Pon.
Banyak pertanyaan dilemparkan, tapi tidak ada jawaban dari mbah Pon yang bisa memuaskan peserta.
Misalkan, ketika ada pertanyaan, kiat mendidik anak, jawabannya hanya, Ya biasa saja, kalo nakal ya dinasehati.
Pertanyaan soal pembayaran kuliah anak – anaknya di jawab mbah Pon, Pas waktunya bayar sekolah, ya dibayar.
Peserta seminar sudah tidak tahu lagi harus bertanya apa, karena tidak ada jawaban yang spesial dari mbah Pon.
Hingga seorang peserta bertanya, Mbah Pon, apa tidak pernah punya masalah ?
Dengan wajah bingung mbah Pon balik bertanya, Masalah itu apa to ? Masalah itu yang seperti apa ?
Peserta itu mencontohkan, itu loh mbah, misalkan pas sudah waktunya bayar sekolah, nggak ada uangnya.
Dengan tersenyum mbah Pon menjawab, Oh itu toh, ya gampang saja, KALO PAS TIDAK ADA UANG, SAYA MINTA KE GUSTI ALLAH, lha ternyata besoknya ada yang mau mborong gudeg saya.
Jawaban mbah Pon menampar para peserta seminar yang notabene adalah orang – orang pintar dan terpelajar.
Mbah Pon tidak tahu apa itu masalah, sehingga tidak pernah menganggap hidupnya ada masalah.
Bagaimana mungkin masalah datang dalam kehidupannya, bila hanya ALLAH yang hanya dijadikan sandaran ?
Akupun merenung dalam benak dan hati kecilku agar;
Selau berpikiran POSITIF
Selalu BERSYUKUR
Selalu BAHAGIA
Selalu berbagi SEMANGAT
Bahwa selain berusaha dan do’a selebihnya Tuhan yang akan mengabulkan do’a-do’a kita.