Brebesa – Bakal calon bupati (cabup) Brebes, Paramitha Widya Kusuma mendapat elektabilitas tertinggi dalam survei terhadap semua cabup yang mendaftar lewat PDI-P untuk bertarung di Pilkada Brebes 2024.
PDI-P melakukan survei dengan menggandeng Charta Politika Indonesia, salah satu lembaga survei resmi yang terdaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Survei dilakukan 21-26 Juni 2024 dengan 800 responden di 17 kecamatan di Brebes.
Hasilnya, Paramitha Widya Kusuma (anggota DPR RI periode 2019-2024), dan Narjo (Wakil Bupati Brebes 2017-2022) bersaing ketat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Peneliti Charta Politika Indonesia, Ardha mengungkapkan, elektabilitas Paramitha unggul di suvei 6 nama, 4 nama, dan 2 nama jika Pemilihan Bupati dilakukan hari itu. Disusul pesaingnya, Narjo yang selalu menduduki posisi kedua.
“Selisihnya memang ketat. Menjadi nama tertinggi pilihan responden pada simulasi 6 nama, 4 nama, bahkan 2 nama,” kata Adha dalam konferensi pers virtual yang diumumkan di Kantor DPC PDI-P Brebes, Senin (22/7/2024).
Diungkapkan Ardha, jika disimulasikan 6 nama, Paramitha meraih elektabiltas 37,6 persen, disusul ketat Narjo sebesar 36,1 persen.
Kemudian posisi ketiga Benny Santoso yang mendapat elektabilitas 8,3 persen. Nur Nadlifah 4,0 persen, Dedy Yon 2,9 persen, dan Dian Alex Chandra 0,4 persen.
Sedangkan dalam simulasi 4 nama, Paramitha masih unggul dengan meraih 38,9 persen, Narjo 36,5 persen, Beny Santoso 9,1 persen, dan Nur Nadlifah 4,5 persen.
Sementara dalam simulasi Pilkada hanya diikuti 2 nama, Paramitha mendapat 44,5 persen, dan Narjo 41,4 persen, dengan tidak memilih keduanya 14,1 persen.
Tak hanya itu, dalam survei pengenalan dan kesukaan, Narjo mendapat point 85 dan 92, dan Paramitha Widya Kusuma 81 dan 95. “Jadi dua nama ini yang sudah sangat dikenal masyarakat luas. Bahkan di atas 80 persen,” kata Ardha.
Sedangkan elektabilitas Paramitha jika melawan kotak kosong, juga mendapat 82,1 persen, dan kotak kosong 3,9 persen, dengan tidak menjawab atau tidak memilih 14,0 persen.
Ketua DPC PDI-Perjuangan Brebes Indra Kusuma mengatakan, hasil survei memang bukan satu satunya yang menjadi dasar turunnya rekomendasi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) untuk siapa bakal calon yang bakal diusung.
“Namun juga penting sebagai bahan pertimbangan DPP meski bukan satu-satunya indikator,” imbuhnya.