Brebes, dogma.id – Sampah masih menjadi masalah serius yang tak hanya merusak keindahan, tapi juga mengancam kesehatan dan keberlanjutan lingkungan dalam waktu panjang.
Jika di sebuah desa ada 2,000 rumah tempat tinggal, setiap rumah itu menghasilkan 2 kg sampah setiap hari, maka jumlah sampah yang dihasilkan dari 2,000 rumah jika diakumulasi setiap rumah menghasilkan 2 kg sampah, maka akan ada 4,000 kg sampah per stiapharinya.
Di Kabupaten Brebes sendiri terdapat 297 desa/kelurahan, dan setiap desa/kelurahan menghasilkan sampah sebanyak 4000 kg per hari, maka total sampah yang dihasilkan oleh seluruh desa/kelurahan di Kabupaten Brebes dikali 297 desa maka akan menghasilkan sampah 1.188.000 (Satu Ton Seratus Delapan Puluh Delapan) per hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Angka ini hanya dari sampah rumah tangga, belum termasuk sampah dari pasar, industri, dan masih banyak lainnya.
Melihat kenyataan ini, wajar jika kita bertanya: “Apakah manajemen pengelolaan sampah di Brebes sudah memadai untuk menghadapi volume sampah yang luar biasa ini?”
Diketahui, Pemkab Brebes memiliki 11 TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah 3R) yang tersebar di berbagai desa dan kelurahan.
Namun, pertanyaan muncul “apakah 11 TPS3R ini beroperasi secara maksimal guna mengurangi volume sampah di Brebes?”
Disisi lain, pemkab fokus pada 3R (Reduce, Reuse, Recycle) memang tepat, tapi tanpa dibarengi dengan infrastruktur yang mumpuni, program ini akan berjalan lambat bahkan jalan di tempat.
Pemkab Brebes, khususnya Dinas Lingkungan Hidup (DLH), harus memiliki nyali dan keberanian dalam menjalankan manajemen pengelolaan sampah, apakah hal itu cukup?
Penegakan aturan dan sanksi bagi pelanggar aturan perlu dilakukan secara tegas. Masyarakat harus didorong untuk bertanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan.
Akan tetapi, membangun infrastruktur saja tidak cukup. Edukasi dan sosialisasi yang intensif mengenai perilaku hidup bersih dan mencintai lingkungan juga sangat penting untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat.
Semangat gotong royong warga Brebes sangat diperlukan. sudah seyogyanya warga masyarakat bersama-sama menciptakan Brebes yang bersih dan hijau.
Masyarakat harus menanamkan perilaku hidup bersih, kunci untuk mencegah timbunan sampah dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat untuk generasi mendatang.
Apabila melihat orang-orang yang bekerja di metropolitan dan acap kali terdengar pernyataan “Brebes bukan sekedar tempat saya lahir, melainkan tempat saya pensiun nanti” hal itu bertolak belakang dengan kondisi yang terjadi.
Pada akhirnya yang menjadi pertanyaan adalah, sampai kapan sampah menjadi hantu di sebuah tempat tinggal yang bernama desa? apakah akan ada perubahan pola pikir dan prilaku terhadap sampah? sampah adalah tetang hari ini dan hari dimana anak keturunan mejalani kehidupan, “apakah sampah akan menjadi warisan?”
Semoga apa yang ditulis hari ini bukan haya sebatas dianggap “tulisan sampah…!”
Penulis : H. Mahfudin
Editor : Ismail