Brebes, Dogma.id – Bawang merah Brebes kembali menorehkan prestasi gemilang. Komoditas unggulan ini tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga digemari pasar luar negeri.
Penjabat Bupati Brebes, Iwannudin Iskandar, mengungkapkan rasa bangganya atas pencapaian ini.
“Brebes memang terkenal sebagai ‘Kota Bawang’. Pasokan bawang merah kami mencapai 60% untuk Jawa Tengah dan 16% untuk nasional. Kualitasnya pun tak perlu diragukan lagi. Rasanya sangat memuaskan,” ujar Iwannudin usai secara simbolis melepas satu mobil kontainer Bawang merah di acara FBM. Jumat (9/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Upaya pemerintah dalam menyerap hasil panen bawang merah saat panen raya, khususnya melalui ekspor langsung, terbukti efektif. Pada bulan Agustus, pelepasan ekspor bawang merah Brebes dilakukan, menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung para petani.
“Ekspor bawang merah Brebes mencapai 19.000 ton, dipasarkan hingga ke Singapura, Malaysia, Vietnam, dan Thailand,” jelas Iwannudin. “Hal ini menunjukkan bahwa kualitas bawang merah Brebes sudah diakui dunia.” tuturnya.
Keberhasilan ini tak lepas dari dukungan Kementerian Pertanian dan Pemerintah Provinsi, yang memberikan bantuan dalam meningkatkan kesejahteraan petani. Bantuan tersebut meliputi penjualan, modal, dan penanaman.
Penjabat Bupati Brebes optimis, ekspor bawang merah Brebes akan terus meningkat di masa depan. “Kami terus berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas bawang merah Brebes, agar mampu bersaing di pasar internasional. Semoga prestasi ini dapat menginspirasi petani di daerah lain untuk terus berinovasi dan meningkatkan produktivitas,” pungkasnya.
Harga Bawang Merah Brebes dan Inflasi di Kota Tegal
Di sisi lain, harga bawang merah di Kabupaten Brebes menjadi faktor penentu utama inflasi di Kota Tegal. Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tegal, Marwadi, dalam tujuh bulan pertama tahun 2024, bawang merah telah menjadi penyumbang utama inflasi sebanyak tiga kali dan penyumbang utama deflasi sebanyak tiga kali, berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Tegal.
“Fluktuasi harga bawang merah ini dipengaruhi oleh musim. Pada musim kemarau, produksi bawang merah cenderung melimpah, sehingga harga turun dan menekan inflasi. Sebaliknya, pada musim hujan, produksi cenderung menurun, yang berakibat pada kenaikan harga dan mendorong inflasi,” jelas Marwadi.
Penulis : Mael
Editor : Yudi