Brebes, Dogma.id – Semarak kermeriahan peringatan HUT RI ke-79 di Desa Randusanga Kulon diramaikan dengan turnamen sepak bola antar-RT.
Tetapi, turnamen tersebut diwarnai oleh ketidakhadiran wasit dari Askab Brebes pada pertandingan ketiga, tanpa penjelasan yang jelas.
Afan Setiono, Kepala Desa Randusanga Kulon sekaligus penanggung jawab turnamen, mengungkapkan rasa kecewanya lantaran tiga wasit mendadak absen pada hari ketiga turnamen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kejadian ini memicu amarah warga desa dan para peserta turnamen. Mereka bersiap berdemo ke Asosiasi PSSI Kabupaten Brebes (ASKAB). Namun Afan berhasil meredam amarah warga dan menunjuk perwakilan untuk mengajukan protes ke ASKAB.
Afan Setino Kepala Desa Randusanga kulon bersama tokoh masyarakat mendatangi kantor Askab untuk meminta penjelasan. Kamis 8 Agustus 2024.
Rombongan dari Desa Randusanga Kulon disambut oleh sejumlah pengurus ASKAB, tanpa kehadiran Ketua Heri Fitriansyah yang berhalangan hadir.
Afan mengungkapkan kekecewaannya dan menanyakan alasan pembatalan pengiriman wasit secara mendadak, padahal panitia telah mengajukan permohonan dan berkomunikasi terkait honorarium.
“Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan akibat ketidakhadiran wasit di turnamen desa Anda,” ujar Bambang Purwantoro, pengurus ASKAB, sembari menjelaskan bahwa kekurangan jumlah wasit disebabkan oleh banyaknya turnamen yang digelar dalam rangka HUT RI. Bambang juga menghimbau panitia turnamen untuk mempertimbangkan penggunaan perangkat pertandingan lokal.
Pihaknya, menjelaskan bahwa menjelang HUT RI, banyak turnamen sepak bola yang diselenggarakan di Brebes, baik skala lokal maupun terbuka. Dengan terbatasnya jumlah wasit yang dimilik Askab, pihaknya berpendapat bahwa secara regulasi pertandingan lokal dapat menggunakan wasit lokal.
“Menjelang peringatan HUT RI, kami menyadari bahwa banyak turnamen sepak bola yang diselenggarakan di Brebes, baik skala lokal maupun terbuka. Hal ini tentu saja membutuhkan sumber daya wasit yang cukup. Dengan jumlah wasit yang terbatas di Askab, kami berpendapat bahwa berdasarkan regulasi, pertandingan sepak bola tingkat lokal dapat menggunakan wasit lokal,”terang Bambang.
Hal ini kata Bambang, bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh turnamen dapat berjalan dengan lancar dan sportif, serta tetap memenuhi persyaratan regulasi yang berlaku.
“Kami memahami bahwa keterbatasan jumlah wasit dapat menimbulkan kendala, namun kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas wasit di Brebes, agar kedepannya dapat memenuhi kebutuhan seluruh turnamen di wilayah Brebes.”ucapnya.
Afan, dalam pertemuan tersebut, menekankan pentingnya kejelasan aturan dan profesionalitas perangkat pertandingan. Ia berharap ASKAB dapat memberikan penjelasan tertulis menanggapi ketidakhadiran wasit.
“Kami berharap kejadian serupa tidak terulang dan turnamen-turnamen yang diselenggarakan masyarakat dapat berjalan lancar di masa depan,” ujar Afan.
Peristiwa ini menunjukkan perlunya komunikasi yang lebih baik antara ASKAB dengan panitia turnamen sepakbola di Brebes, sehingga turnamen dapat berjalan dengan baik dan menghindari kekecewaan pihak penyelenggara dan peserta.