Was-Was Hadapi Kemarau Panjang, Petani Brebes Berharap Pada Waduk Malahayu

Tuesday, 13 August 2024 - 13:49 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Brebes, Dogma.id –  Kekeringan melanda wilayah Brebes, Jawa Tengah, seiring dengan datangnya musim kemarau. Seperti pada musim kemarau sebelumnya, air dari Waduk Malahayu kembali dialirkan untuk memenuhi kebutuhan tanaman padi, palawija, dan tebu di empat kecamatan: Banjarharjo, Kersana, Ketanggungan, dan sebagian Tanjung.   

Namun,  kondisi Waduk Malahayu yang  terus tergerus sedimentasi, membuat kinerja waduk yang dibangun pada 1934 ini tidak optimal.  Saat ini, volume air di waduk  hanya mencapai 13 juta meter kubik, atau 43% dari volume normalnya yang mencapai 31 juta meter kubik.

“Tinggi permukaan air waduk juga turun 3 meter dari batas limpahan air,” ujar Ruskamto, Koordinator Bendungan Waduk Malahayu dari BBWS Cimanuk-Cisanggarung. Senin (12/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ancaman Kemarau Panjang dan  Sedimentasi

Dengan debit air yang terbatas, petani di Brebes dihantui kecemasan  terhadap kemarau panjang yang mengancam.

“Kita ada jadwal lima hari dibuka untuk pengairan, dan tiga hari ditutup,” jelas Ruskamto.

“Namun, dengan  kondisi musim yang terdampak El Nino, musim hujan berpotensi mundur,” ucapnya.

Sedimentasi, Kata, Rusmanto, menjadi masalah utama yang  mengancam keberlangsungan Waduk Malahayu. Volume air yang dapat ditampung terus berkurang akibat material sedimen yang menumpuk.   

“Pada tahun 2009, waduk ini masih memiliki volume hingga 38 juta meter kubik. Akibat sedimentasi, volume air di waduk dalam kondisi normal hanya mencapai 32 juta meter kubik saja,” jelas Ruskamto.

Alih Fungsi Lahan dan Pengurangan Debit Air

Perubahan fungsi lahan di daerah hulu sejumlah sungai yang mengalir ke Waduk Malahayu menjadi penyebab utama sedimentasi.   

“Sejumlah wilayah di hulu telah berubah menjadi lahan-lahan pertanian,” ujar Ruskamto.
Alih fungsi ini  mengurangi kemampuan tanaman untuk menahan tanah saat digerus oleh air hujan, sehingga tanah luruh ke sungai dan menjadi sedimen.

Baca juga  Tak Hanya Pendidikan, Lapas Brebes Juga Peduli Kesehatan Warga Binaan

Selain itu, debit air dari anak sungai yang masuk ke waduk juga mengalami penurunan.  “Sumber air waduk sudah tidak ada lagi,” ungkap Ruskamto.

Upaya Penyelamatan Pertanian

Untuk menyelamatkan tanaman padi di  wilayah yang  tergantung pada Waduk Malahayu,  pihak BBWS Cimanuk-Cisanggarung  berupaya  mengelola debit air yang ada secara optimal.

“Kita atur yang sekarang kita rilis 3 meter kubik per detik, nanti kita lihat kondisi nanti bisa kurangi, dan dibagi. Sehingga harapannya pertanian tanaman padi masih bisa diselamatkan,” pungkas Rohmanto.

Tantangan Revitalisasi

Revitalisasi Waduk Malahayu menjadi solusi  jangka panjang untuk mengatasi masalah sedimentasi.  Namun, proses revitalisasi  terganjal dengan masalah pembuangan material sedimen.

Keberlangsungan Waduk Malahayu menjadi  tantangan serius bagi petani di Brebes dan pemerintah. Upaya  mengatasi sedimentasi dan menjaga debit air sungai yang mengalir ke waduk menjadi prioritas utama untuk  menjamin keberlangsungan sistem irigasi dan ketahanan pangan di wilayah ini.

Facebook Comments Box

Penulis : Mael

Editor : Yudi

Berita Terkait

Dijumpai Haji Uma di Tahanan Denpomal Lhokseumawe, Tersangka Pembunuhan Sales Mobil Menangis
Pengajuan Proposal KIPP Tahun 2025 Dibuka Hingga Juni, Simak Tips Penyusunannya
Lakukan Pengawasan Terhadap Tata Ruang: GKR Hemas Undang Bupati/Walikota DIY, Akademisi, Dan Praktisi
Dukung Program Pemerintah di Bidang Kesehatan, Hutama Karya Resmi Bangun RSUD Tafaeri Nias Utara
PP SUMSEL Berangkatkan Mahasiswa dan Warga SUMSEL Balik Ke Perantauan
Mengapa FA belum juga di TSK kan Oleh KPK, DPP Gencar Minta KPK segera Tetapkan Tersangka Kasus Korupsi CSR BI
Wagub Rano Sapa Pengunjung Acara Lebaran di Jakarta
Perayaan Idul Fitri 1446  H Banjarnegara Tumpah Ruah Karena Jatuh nya Bersama

Berita Terkait

Sunday, 13 April 2025 - 14:46 WIB

Dijumpai Haji Uma di Tahanan Denpomal Lhokseumawe, Tersangka Pembunuhan Sales Mobil Menangis

Sunday, 13 April 2025 - 14:40 WIB

Pengajuan Proposal KIPP Tahun 2025 Dibuka Hingga Juni, Simak Tips Penyusunannya

Thursday, 10 April 2025 - 09:53 WIB

Lakukan Pengawasan Terhadap Tata Ruang: GKR Hemas Undang Bupati/Walikota DIY, Akademisi, Dan Praktisi

Thursday, 10 April 2025 - 09:24 WIB

Dukung Program Pemerintah di Bidang Kesehatan, Hutama Karya Resmi Bangun RSUD Tafaeri Nias Utara

Monday, 7 April 2025 - 20:49 WIB

PP SUMSEL Berangkatkan Mahasiswa dan Warga SUMSEL Balik Ke Perantauan

Berita Terbaru